Senin, 25 Mei 2015

Anatomi Sistem Saraf Saraf Pusat (Part 1)

Pembahasan tentang anatomi sistem saraf pusat meliputi:
  1. Embriogenesis Sistem Saraf
  2. Lapisan Pelindung Otak
  3. Cerebrum, Lobus, Gyrus Serta Fungsinya
  4. Cerebelum, Lobus, Fungsinya
  5. Truncus Encephali Dan Fungsinya
  6. Produksi,Aliran Dan Absorbsi Lcs
  7. Vaskularisasi : Sirkulus Arteriosus Willisi Dan Sinus Duramatris
  8. Medulla Spinalis : Lapisan Pelindungnya, Morfologi, Vaskularisasi dan lain-lain

Lapisan Pelindung Otak 



Pembagian Sistem Saraf

Lapisan Pelindung Otak (Dari Superficial ke Profunda)
  • Kutis
  • Sub Cutis
  • Gallea Aponeurotica
  • Jaringan Ikat Longgar
  • Cranium
    • Lamina Externa
    • Diploe
    • Lamina Interna
  • Duramater
  • Arachnoideamater
  • Piamater




Duramater

Terbagi menjadi dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal. Lapisan meningeal membentuk empat septa ke arah dalam membagi rongga cranium menjadi ruang ruang yang berhubungan bebas. Fungsi septa ini adalah membatasi pergeseran otak akibat ekselerasi dan deselerasi otak saat digerakkan. Kelima septa duramatris adalah :

1. Falx Serebri
Falx cerebri adalah lipatan duramater yang berbentuk bulan sabit yang terletak di garis tengah kedua hemispherium cerebri. Anteriornya melekat pada pada crista frontalis interna dan crista galli. Posteriornya bergabung dengan permukaan tentorium cerebelli. Sinus sagittalis superior berjalan di atasnya, sinus sagittalis inferior berjalan pada pinggir bawah yang bebas berbentuk konkaf, sinus rektus berjalan sepanjang perlekatannya dengan tentorium cerebelli.




2. Tentorium Cerebelli
Tentorium cerebelli adalah lipatan duramater yang membentuk atap fossa crania posterior. Tentorium menutupi permukaan atas cerebellum dan menyokong lobus occipitalis hemispherium cerebri. Septa ini di mulai dari processsus clinoideus posterior sampai margo superior os. temporal. 

3. Falx cerebelli
Berbentuk bulan sabit yang melekat pada protuberantia occipatis interna dan menonjol di antara kedua hemisfer cerebelli hingga crista galli.

4. Diafragma sella
Berbentuk sirkuler, membentuk atap sella tursica. Terdapat sebuah lubang kecil di bagian tengah untuk tempat lewatnya tangkai hypofisis


5. Cavum Trigeminal Meckelli
Menyelubungi ganglion nervus trigeminus


Arachnoideamater dan Piamater
Arachnoideamater
Membran halus diantara duaramater dan piamater. Diantara duramater dan arachnoideamater disebut cavum subdural, sedangkan antara Arachnoideamater dengan piamater disebut cavum sub arachnoid yang diisi oleh LCS. Di daerah tertentu ada tonjolan untuk membentuk villi arachnoidea, yang kumpulannya disebut granulationes arachonoidea.

Piamater
Melekat erat pada otak, menutupi gryrus dan turun ke sulcus yang paling dalam.




Tinjauan Umum Nyeri Neuropatik

Definisi

  • Nyeri (Pain) 
  • Nyeri Neurogenik (Neurogenik Pain)
  • Nyeri Neuropatik (Neuropathic Pain)
  • Nyeri Psikogenik
  • Nyeri Sentral 
  • Alodinia
  • Analgesia
  • Disestesia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Hipestesia (Hypoestesia) 
    • Berkurangnya sensitivitas terhadap rangsangan terhadap sensorik, tidak termasuk pancaindera
  • Hipoalgesia
  • Kausalgia (Causalgia)
  • Neuralgia
  • Neuropati
  • Nosiseptor
  • Parestesi
  • Rangsang Noksius

Diagnosis Nyeri Neuropatik dalam Praktik Sehari-Hari

Klasifikasi Nyeri Neuropati Secara Umum

1. Nyeri Neuropati di Daerah Kepala dan Muka

  • Neuralgia Trigeminal
  • Neuralgia Glosofaringeal
  • Neuralgia Oksipital
  • Sindroma Tolosa Hunt
  • Sindroma Rumsay Hunt

2. Nyeri Neuropati di Daerah Leher, Bahu dan Lengan

  • Brakhialgia
  • Nyeri Bahu
  • Sindrom Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrom)
  • Sindrom Terowongan  Kubital (Cubital Tunnel Syndrom)
  • Terowongan Radial (Radial Tunnel Syndrom)

3. Nyeri Neuropati di Daerah Punggung Bawah (Low Back Pain)

4. Nyeri Pada Lesi Saraf Tepi

  • Nyeri Neuropati Diabetika
  • Neuralgia Pascaherpes
  • Complex Regional Pain Syndrom (CRPS)
  • Nyeri Fantom
  • Nyeri Kanker

5. Nyeri Sentral

  • Nyeri Sentral
  • Nyeri pada Lesi Medula Spinalis
  • Fibromialgia
  • Nyeri pada HIV


Sabtu, 09 Mei 2015

Pemeriksaan Laboratorium Yang Biasa Diminta

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa dari penyakit yang di derita pasien. Berikut merupakan pemeriksaan laboratorium yang biasa dimintakan.

HEMATOLOGI

  • Darah Lengkap (Darah Rutin, LED, Hitung Jenis MCV MCH MCHC)
  • Darah Rutin (HB, Jumlah Leukosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit, Hematokrit)
  • Hitung Jenis Leukosit
  • Laju Endap Darah
  • Gambaran Darah Tepi (GDT)
  • Golongan Darah (ABO)
  • Rhesus Faktor
  • Jumlah Retikulosit
  • Hitung Eosinofil
  • Waktu Perdarahan (BT)
  • Waktu Pembekuan (CT)
  • Protombine Time (PTT)
  • PTTK
  • Titer Fibrinogen
  • Comb Test
  • Cross Match
  • Rumple Leede (RL)
  • Malaria
  • Filaria
  • Sel LE

KIMIA KLINIK
  • SGOT
  • SGPT
  • Alkali Fosfatase
  • Bilirubin Total
  • Bilirubin Direk
  • Bilirubin Indirek
  • Protein Total
  • Albumin
  • Globulin
  • Gula Darah Puasa (puasa 10 - 12 jam)
  • Gula Darah 2 Jam PP ((puasa 10 - 12 jam)
  • Gula Sewaktu
  • Kolesterol Total (puasa 10 - 12 jam)
  • Kolesterol HDL (puasa 10 - 12 jam)
  • Kolesterol LDL (puasa 10 - 12 jam)
  • Trigliserida (puasa 10 - 12 jam)
  • CKMB
  • Ureum
  • Kreatinin
  • Asam Urat (puasa 10 - 12 jam)
  • Natrium
  • Kalium
  • Klorida
  • Kalsium
  • Magnesium
  • Kolinesterase (CHE)
  • Gama GT
  • LDH
  • Troponin T/i
  • Hb A1C

MIKROBIOLOGI
  • Pengecatan Gram 
  • GO
  • Candida
  • Diphteria
  • Trichomonas
  • BTA

IMUNOLOGI
  • HBs Ag
  • Anti Hbs
  • Widal
  • VDRL
  • Asto
  • CRP
  • RF
  • Dengue Ig G
  • Dengue Ig M
  • Ag Malaria
  • T3
  • T4
  • TSH
  • Anti HCV
  • HAV
  • HIV
  • IGM Salmonela
  • IGM TB

URINALISA
  • Urin Rutin (puasa 10 - 12 jam)
  • Reduksi
  • Protein
  • Bilirubin
  • Keton
  • Berat Jenis (BJ)
  • Sedimen Urin
  • Makroskopis
  • Tes Kehamilan

ANALISA FESES
  • Feses Rutin
  • Makroskopis
  • Lemak
  • Protein
  • Karbohidrat
  • Darah Samar
  • Mikroskopis

ANALISA CAIRAN TUBUH
  • Analisa Sperma
  • Analisa Cairan Otak
  • Pleura
  • Asites

LAIN-LAIN

  • Narcoba Test


Selasa, 05 Mei 2015

Peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)

Tekanan intrakranial (TIK) didefiniskan sebagai tekanan dalam rongga kranial dan biasanya diukur sebagai tekanan dalam ventrikel  lateral otak. Peningkatan tekanan intrakranial didefinisikan sebagai peningkatan tekanan dalam rongga kranialis. Ruang intrakranial ditempati oleh jaringan otak, darah, dan cairan serebrospinal. Setiap bagian menempati suatu volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan intrakranial normal. Peningkatan volume salah satu dari ketiga unsur utama mengakibatkan desakan ruang yang ditempati unsur lainnya dan menaikkan tekanan intrakranial. 
Isi ruang intra kranial adalah: 

  •  Parenkhim otak, 1100-1200 gram, merupakan komponen paling besar, kurang lebih 70%.
  • Komponen vaskuler, terdiri dari darah arteri, arteriole, kapiler, venula, dam vena-vena besar 150 cc, kurang lebih 15-20%, tetapi kapasitas variasi yang cukup besar.
  • Komponen CSS (Cairan Serebro Spinal) 150 cc, 15-20% pada keadaan tertentu sangat potensial untuk pengobatan, karena CSS dapat dikeluarkan.


Hipotesis Kellie-Monroe memberikan suatu contoh konsep pemahaman peningkatan tekanan intracranial.

Gambar. Hipotesis Kellie-Monroe

Hipotesa Kellie-Monro menjelaskan tentang kemampuan regulasi otak yang berdasarkan volume yang tetap. Selama total volume intrakranial sama, maka TIK akan konstan. Peningkatan volume salah satu faktor harus diikuti kompensasi dengan penurunan faktor lainnya supaya volume tetap konstan. Perubahan salah satu volume tanpa diikuti respon kompensasi dari faktor yang lain akan menimbulkan perubahan TIK. Beberapa mekanisme kompensasi yang mungkin antara lain cairan serebrospinal diabsorpsi dengan lebih cepat atau arteri serebral berkonstriksi menurunkan aliran darah otak.

Kelompok Usia
Tekanan Intrakranial normal (mmHg)
Dewasa dan anak-anak lebih besar
< 10 - 15
Anak-anak
3 – 7
Bayi baru lahir
1,5 – 6
Nilai tekanan intrakranial normal


Salah satu hal yang penting dalam TIK adalah tekanan perfusi serebral/cerebral perfusion pressure (CPP). CPP adalah jumlah aliran darah dari sirkulasi sistemik yang diperlukan untuk memberi oksigen dan glukosa yang adekuat untuk metabolisme otak. CPP dihasilkan dari tekanan arteri sistemik rata-rata dikurangi tekanan intrakranial, dengan rumus CPP = MAP – ICP. CPP normal berada pada rentang 60-100 mmHg. MAP adalah rata-rata tekanan selama siklus kardiak. MAP = Tekanan Sistolik + 2X tekanan diastolik dibagi 3. Jika CPP diatas 100 mmHg, maka potensial terjadi peningkatan tekanan intra kranial (ICP). Jika kurang dari 60 mmHg, aliran darah ke otak tidak adekuat sehingga hipoksia dan kematian sel otak dapat terjadi. Jika MAP dan ICP sama, berarti tidak ada CPP dan perfusi serebral berhenti, sehingga penting untuk mempertahankan kontrol ICP dan MAP.

Peningkatan tekanan intrakranial atau hipertensi intrakranial pada pasien trauma disebabkan oleh hal-hal berikut:
  1. Edema serebri
  2. Hiperemia
  3. Masa intrakranial akibat trauma, berupa EDH, SDH, perdarahan intraserebral, benda asing, dan fraktur depresi tulang tengkorak.
  4. Hidrosefalus akibat obstruksi absorbsi cairan serebrospinal (CSS)
  5. HIpoventilasi yang menyebabkan vasodilatasi
  6. Hipertensi sistemik
  7. Thrombosis sinus venosus
  8. Peningkatan  tonus otot atau trauma manuver Valsava akibat keadaan penurunan kesadaran (agitasi) dan posisi tubuh
  9. Kejang pasca traumatik yang menetap (status epileptikus)

Standar Kompetensi Dokter di Indonesia

Dalam mendiagnosa suatu penyakit apalagi bagi seorang dokter umum, harus mengetahui apa saja kasus-kasus yang harus ditangani dan yang mana harus dirujuk. Berikut tingkat kemampuan memahami kasus yang harus dicapai dalam pendidikan dokter umum di Indonesia: 


Tingkat kemampuan 1 : mengenali dan menjelaskan

  • Mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit,dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut,selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
  • Mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat kemampuan 2 : Mendiagnosis dan Merujuk

  • Mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
  • Mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat kemampuan 3 : Mendiagnosis. melakukan penatalaksanaan awal dan merujuk

 3A bukan gawat darurat
  • Mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. 
  • Mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 

 3B gawat darurat
    • Mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang  gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan/ kecatatan pada pasien.
    • Mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
    • Mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 

    Tingkat kemampuan 4 : Mendiagnosis,melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
    Mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

    4A   Kompetensi yang harus dicapai pada saat lulus dokter
    4B Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/ pendidikan kedokteran berkelanjutan PKB.



    Demam


    Pengertian Febris/Demam
    Febris/demam adalah tindak balas normal badan terhadap sebarang jangkitan dan penyakit-penyakit lain. Ia bukanlah satu penyakit tetapi gejala yang selalunya menandakan anda mempunyai penyakit-penyakit yang ringan (tidak serius). Suhu badan normal adalah 37°C, jika melebihi tahap ini anda akan disahkan demam . Demam adalah tanda infeksi, namun penderita penyakit serius dengan infeksi dapat tanpa demam atau suhu lebih rendah daripada normal. Lagipula ada banyak penyebab demam selain infeksi. Demam adalah akibat kondisi yang ditimbulkan oleh perubahan dalam pusat pengatur panas melalui pengaruh sitokin yang dihasilkan oleh makrofag
    Demam karena infeksi bersifat menguntungkan karena mengurangi stabilitas lisosom, meningkatkan efek interferon, dan merangsang mobilitas leukosit dan aktivitas bakterisidal. Demam berbeda dengan hiperpireksia maupun dengan hipertermia karena keduanya tidak memiliki batasan atas kenaikan suhu. Demam tidaklah sama dengan hipertermia, yang diartikan sebagai peningkatan suhu tubuh yang tidak terkontrol. Hipertermia dapat diakibatkan oleh pembentukan panas yang berlebihan atau gangguan pengeluaran panas

    Apa kaitan antara demam dengan keadaan sistem imun tubuh
    Sistem imun seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kita sangat bergantung pada imunitas yang utuh. Gangguan pertahanan imun yang disebabkan oleh keadaan imunodefisiensi akan mengakibatkan tubuh manusia mudah terserang oleh infeksi dan beberapa jenis tumor
    Fungsi sistem imun  pada tubuh manusia adalah membedakan diri sendiri dari asing. Semua organisme adalah integrasi rumit beragam sel, jaringan, dan organ yang masing-masing diperlukan demi kelangsungan hidup. Untuk menunjang kehidupan, suatu organisme harus mampu melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya. Ancaman ini datang dari luar atau dari dalam tubuh.
           Untuk melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya, tubuh manusia telah mengembangkan reaksi pertahanan selular yang disebut respons imun. Mekanisme-mekanisme ini dapat disebut sebagai imunitas tubuh yaitu suatu keadaan perlindungan yang ditandai dengan daya ingat dan spesifisitas. Daya ingat adalah meningkatnya kemampuan terhadap suatu antigen karena pernah terpajan ke antigen tersebut. Fungsi utama dari imunitas adalah perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme, perannya dalam surveilans adalah mengidentifikasi dan menghansurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensii menjadi neoplasma, dan  perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat  buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah
    Etiologi
    Macam-macam penyebab demam adalah sebagai berikut:
    1.  Infeksi virus dan bakteri
    2.  Flu dan masuk angin
    3.  Radang tenggorokan
    4.  Infeksi telinga
    5.  Diare disebabkan bakterial atau diare disebabkan oleh virus
    6.  Bronkitis akut, infeksi saluran kencing
    7.  ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
    8.  Obat-obatan tertentu
    9.  Masalah-masalah serius seperti pneumonia, radang usus buntu, TBC, dan radang selaput otak


    Mekanisme Terjadinya Demam
    Demam terjadi karena penglepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikrorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Didalam hipotalamus zat ini akan merangsang penglepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia
    Penyebab eksogen demam antara lain bakteri, jamur, virus, dan produk-produk yang dihasilkan oleh agen-agen tersebut (misal, endotoksin). Kerusakan jaringan oleh sebab apapun dapat menyebabkan demam. Faktor-faktor imunologi seperti kompleks imun dan limfokin menimbulkan demam pada penyakit vaskuler kolagen dan keadaan-keadaan hiperdsensitivitas. Seluruh substansi di atas menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear-monosit, makrofag jaringan, atau sel kupfer- membuat pirogen endogen (EP = endogenous pirogen). EP adalah suatu protein kecil yang mirip interleukin 1, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. EP telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel kupfer, makrofag alveoli, dan sinovium, EP juga ditemukan dalam sel-sel penyakit Hodgkin, limfoma histiositik, dan kanker sel ginjal. EP menginduksi demam melalui pengaruhnya pada area pre-optik di hipotalamus anterior. EP melepaskan asam arakhidonat di hipotalamus yang selanjutnya diubah menjadi prostaglandin. Hipotalamus anterior mengandung banyak neuron termosensitif. Area ini juga kaya dengan seroton dan norepinefrin yang memperantarai terjadinya demam. EP meningkatkan konsentrasi mediator tersebut. Selanjutnya kedua mono-amina ini akan meningkatkan adenosin monofosfat siklik (AMP siklik) dan prostaglandin di susunan saraf pusat.
    Kerja Hipotalamus Pada Saat Terjadinya Demam
           Sebagian besar protein hasil pemecahan protein dan beberapa zat tertentu lainnya, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point pada termostat hipotalamus. Zat yang menyebabkan timbulnya efek seperti ini adalah pirogen. Pirogen yang dilepaskan dari bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point di pusat pengaturan menjadi lebih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu terlibat, termasuk penyimpanan panas dan peningkatan pembentukan panas.

    Jenis-jenis Demam
    1.    Demam septik : pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
    2.    Demam remiten : pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
    3.    Demam intermiten : pada tipe demam intermiiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
    4.    Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
    5.    Demam siklik : pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula
       
    Pola demam
    Penyakit
    Kontinyu
    Demam tifoid, malaria falciparum malignan
    Remitten
    Sebagian besar penyakit virus dan bakteri
    Intermiten
    Malaria, limfoma, endokarditis
    Hektik atau septik
    Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik
    Quotidian
    Malaria karena P.vivax
    Double quotidian
    Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)
    Relapsing atau periodik
    Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis
    Demam rekuren
    Familial Mediterranean fever

    Keadaan Metabolisme Tubuh Pada Saat Terjadinya Demam
    Pembentukan panas adalah suatu produk utama metabolisme. Metabolisme tubuh yaitu semua reaksi kimia di dalam sel tubuh dan kecepatan metabolisme dalam keadaan normal dinyatakan dengan istilah kecepatan pembebasan panas selama reaksi kimia. Faktor-faktor yang paling penting yaitu :
    1.    Laju metabolisme basal semua sel tubuh
    2.    Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
    3.    Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin
    4.    Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel
    5.    Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat
    6.    Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan.
    Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Fekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
    Jika penderita demam memiliki masalah jantung atau saluran pernapasan, stress karena demam dapat menjadi besar. Demam yang lama dapat melelahkan penderita dengan menghabiskan simpanan energi. Peningkatan metabolisme membutuhkan tambahan oksigen. Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, terjadi hipoksia selular (oksigen tidak adekuat). Hipoksiamiokard mengakibatkan angina (nyeri dada). Hipoksia serebral mengakibatkan konvusi.

    Penanganan selama demam termasuk terapi oksigen. Mekanisme regulasi digunakan untuk mengatasi demam yang membuat penderita beresiko kekurangan volume cairan. Kehilangan air melalui peningkatan pernapasan dan diaforesis dapat menjadi berlebihan. Dehidrasi dapat menjadi masalah serius pada lansia dan anak-anak yang berat badannya rendah. Mempertahankan keadaan volume cairan yang optimum merupakan tindakan penanganan demam yang penting.

    Embriogenesis Sistem Saraf Pusat


    Perkembangan sistem saraf dimulai saat usia kehamilan 3 minggu. Pada minggu ke-3 perkembangan sistem saraf dimulai dari lempeng saraf. Lempeng saraf tersebut berkembang dan meninggi sehingga membentuk lipatan-lipatan saraf. Selanjutnya lipatan-lipatan saraf tersebut meninggi, saling mendekat di garis tengah dan bersatu membentuk tabung saraf ( neural tube ).
    Ujung cephalik dari tabung saraf tersebut membentuk 3 pelebaran :

    1. Prosensefalon ( otak depan )
    2. Mesensefalon ( otak tengah )
    3. Rhombensefalon ( otak belakang )
    Pada minggu ke-5 usia kehamilan 3 bagian di atas mulai berkembang menjadi bagian-bagian lain, diantaranya :

    1. Prosensefalon berkembang menjadi 2 bagian, yaitu Telencefalon yang nantinya akan berkembang menjadi hemisfer cerebri primitif dan Diencefalon yang nantinya akan berkembang menjadi thalamus, epithalamus, dan hipothalamus.
    2. Antara mesensefalon dan rhombensefalon akan dipisahkan oleh isthmus rhombencefali
    3. Rhombensefalon berkembang menjadi 2 bagian juga, yaitu metensefalon yang nantinya akan berkembang menjadi Pons dan cerebelum, myelensefalon yang nantinya akan berkembang menjadi medula oblongata.

    Rongga-rongga pada hemisfer serebri primitif berkembang menjadi ventrikel lateral otak, rongga diensefalon akan berkembang menjadi ventrikel 3 otak, dan rongga rhombensefalon akan berkembang menjadi ventrikel 4 otak.
    Ventrikel 3 dan ventrikel 4 nantinya akan berhubungan melalui lumen mesensefalon. Rongga yang terbentuk dari hubungan ventrikel tersebut akan menjadi sempit sehingga terbentuk Aqueductus sylvii. Ventrikel lateral dan ventrikel 3 juga akan berhubungan melalui foramina interventrikularia monro.



     






    luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com